Archive for the ‘Cerita Motivasi’ Category

MOVE FROM INDIVIDUAL CONTRIBUTOR TO TEAM LEADER
(Bagaimana menjadi team leader yang mampu mencapai objective dengan tetap memotivasi teamnya?)


Pagi itu, seorang teman saya, Tika, Marketing Director di sebuah perusahaan Eropa di Jakarta menelpon.
Tika bercerita,”Pam, aku perlu advice nih …”
“Go ahead, silahkan”
Tika bercerita tentang seorang anak buahnya, sebut saja namanya Ratna. Ratna ini pinter sekali, Master lulusan Eropa,. Hobby-nya baca buku. Semua buku habis dilahap dalam sekejap. Pengetahuan banyak.
“Tetapi Pam, sayangnya sedikit sekali programnya dia yang berhasil diimplementasikan”
“Lho, kenapa?”
“Karena communication skillsnya yang parah. Dia gak bisa mempengaruhi kolega-koleganya untuk mengimplementasikan projectnya.”
“Kalau sama anak buahnya sendiri gimana?”, tanya saya.
“Dia juga sulit berkomunikasi dengan mereka. Micro-manage bahkan kalau lagi stress bisa berteriak kasar ke anakbuahnya. Semua anak buahnya complain ke aku…”
“Lho, kenapa dipromosikan jadi Manager?”
“Kami ingin memberikan kesempatan sama dia. Sebagai individual contributor, semua KPI-nya tercapai dengan baik. Anaknya pinter, banyak knowledge. Kami beranggapan dia bisa belajar tentang komunikasi dan leadership.”
“And it’s not that easy?” tanya saya dengan meledek.
“Hahahaha, kalau gampang, ya aku gak akan tanya sama Pam lah ….”


Kasus seperti Ratna sering dijumpai. Banyak karyawan yang jagoan waktu masih kerja sendiri (individual contributor, tetapi gagal waktu jadi manager.
Artikel ini ditulis untuk menjawab phenomena itu. Agar semua dapat mengerti kemampuan apa yang diperlukan saat menjadi manager. Dan agar yang masih mahasiswa mengerti hal ini sejak dini, dapat mempersiapkan diri mereka sejak di bangku kuliah.


OK, sekarang kita bahas yaaa…
Mahasiswa (dan mahasiswi) yang lagi kuliah biasanya terkesima dengan semua pengetahuan yang anda dapatkan di bangku kuliah. Keren ya? Dan itu membuat kita begitu passionate dan terkesima. Akibatnya kita terobsesi dengan bidang expertise kita.
Waktu masuk ke pekerjaan, kita pikir kita akan langsung jagoan kerja, ternyata reality of workplace sangat berbeda. Ternyata kita juga harus banyak bergaul dengan manusia (banyak manusia, apalagi ada yang boss, ada juga senior kita). Ternyata sulit sekali memahami bagaimana mengerti manusia lain.
Dan di sinilah ternyata kita membutuhkan skills baru, social skills, understanding how human interact.
Mengapa ini penting? Karena kalau anda hanya individual contributor (kerja sendirian), maka hidup anda mungkin sederhana. Seorang supervisor atau manager akan datang ke anda dengan requirement , dan anda berkutat di depan layer computer anda untuk menyelesaikan hal itu.
Pada saat anda seorang manager….
– Anda bekerja sama secara intensive dengan anak buah anda, kolega anda, atasan anda, dan orang-orang lain yang lebih senior di perusahaan
– Anda bertanggung jawab untuk keseluruhan tentang planning, cara kerja dan apa yang akan dihasilkan oleh departemen yang anda pimpin
– Anda perlu memotivasi team member anda untuk terus menerus bekerja mencapai objective team anda

Berarti apa yang terjadi? Anda akan menghabiskan banyak waktu dengan anak buah anda, kolega anda, atasan anda, dan orang-orang lain yang lebih senior di perusahaan .
Kadang anda sibuk untuk networking dengan external, apa solusi yang paling tepat untuk team anda.
Setelah itu anda akan balik lagi ke internal perusahaan anda, untuk memastikan bahwa mereka setuju dengan solusi yang akan anda kembangkan (ingat, banyak orang akan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda). Setelah pingpong party (bolak-balik meeting untuk menjelaskan dan mendapatkan commitment), maka sekarang anda akan mulai mengimplementasikannya.
Easy, right? Tunggu dulu.
Pada saat anda mengimplementasikan, maka anda akan mengatur anak anak buah anda, yang hampir semuanya anak-anak milenial , yang susah diatur (seperti anda 😊).
Now you see, the manager’s life is not that easy. Ya iyalah, gajinya juga lebih gede daripada staffnya kan? Mana ada gaji gede tapi kerjaannya gampang … keep dreaming! Tetapi bukan berarti gak bisa dicapai kan? You can achieve your dream, kalau tahu caranya, kalau tahu apa yang harus dipelajari, dan kalau tahu bagaimana mempelajari hal itu.

Jadi bagaimana? Di sinilah pentingnya anda untuk belajar sejak dini, apa saja yang kita mesti pelajari?
Tiga hal: Functional expertise, Leadership, Stakeholder Management. Keep reading …


a) Functional Competences : jelas ini penting, bukan berarti anda menjadi bisnis leader yang jago berinteraksi dengan orang lain, terus anda gak perlu jago dalam bidang anda lagi. Anda tetap harus menjadi expert di sini. Marketer harus tetap expert marketing. HR harus tetap expert HR …dll. Belajar sebanyak mungkin. Asah dan update ilmu anda untuk terus mengikuti perkembangan jaman. Get the international certificate untuk membuktikan kemampuan anda.

b) Leadership
Belajarlah menjadi leader sejak di kampus. Ikutlah banyak kegiatan kampus, organisasi. Tidak perlu menjadi ketua, tapi bisa juga sebagai teamwork atau team member yang berkontribusi dengan baik. Semakin banyak anda berinterasi dengan orang lain semakin bagus buat pengalaman anda.
Terutama, …
Belajarlah mendengar anak-anak buah anda sendiri.
Dengarkan, bantu mereka. Jadilah lebih sensitive, dan peka terhadap apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka butuhkan. Terus menerus perbaiki komunikasi kita, secara verbal, pilihan kata dan tone (nada) yang digunakan, agar terus memotivasi kita.
Terbukalah, terus menerus memperbaiki diri, minta feedback dari anak buah anda:
– Apa hal baik yang sudah anda lakukan saat bekerjasama dalam sebuah team (LANJUTKAN!)
– Apa hal yang masih harus anda perbaiki (DENGARKAN, PELAJARI, PERBAIKI!)
Pada saat anda menjadi leader, bagaimana anda memotivasi team anda untuk mencapai tujuan Bersama, bagaimana mengatasi conflict yang terjadi, bagaimana terus menerus membuat suasana yang positive dan productive? Baca teorinya, praktekkan, evaluasi hasilnya dan perbaiki lagi!

c) Stakeholder Management
Banyak-banyaklah bergaul dengan orang-orang yang lebih senior daripada anda Sampaikan keinginan anda untuk membantu mereka (sukarela alias voluntary). Mengertilah apa yang mereka mau, pengaruhi dengan apa yang anda bisa lakukan, jalankan sebuah project Bersama, dan evaluasi hasilnya.
Banyak-banyaklah belajar tentang “influencing skills”, bagaimana mempengaruhi orang lain.
Masalahnya untuk mempengaruhi mereka, anda juga harus mengenal mereka, berbicara dengan Bahasa yang sama, dan otomatis anda harus menguasai permasalahan bisnis mereka. Berarti anda harus mempelajari Marketing, Finance, Sales, HR dan bidang-bidang critical lainnya. Anda bisa ambil MBA, belajar sendiri, atau berteman akrab dan belajar dari mereka yang berkecimpung dalam bidang itu,.
Intinya tetap pada mengerti isi otak stakeholder anda, kemudian ditambah social skills yang membuat anda mampu mempengaruhi mereka agar tujuan bersama anda bisa tercapai. Kemampuan anda untuk mempengaruhi mereka (influencing skills ) itu harus dipelajari teorinya, dipraktekkan, evaluasi hasilnya dan perbaiki lagi, setiap hari!

Pambudi Sunarsihanto

HOW TO ADOPT A NEW HABIT?

Posted: July 10, 2023 in Cerita Motivasi

HOW TO ADOPT A NEW HABIT?

by Pambudi Sunarsihanto (Direktur Human Capital PT. Kapal Api Indonesia)

Bagaimana mengadopsi kebiasaan baru?

Minggu yang lalu saya mengunjungi sebuah perkebunan kopi di Rante Karua, Tana Toraja. Banyak sekali hal baru yang saya pelajari di sana. Alam yang indah, kebun kopi yang luas dan dengan variance yang berbeda-beda, suasana pagi yang dingin (saya sempat mandi air dingin jam 6 pagi pada ketinggian 1,500 meter). Itu semua benar-benar pengalaman yang mengasyikkan.
Di sana saya berkesampatan melakukan sharing session kepada karyawan-karyawan dan management team tentang career development.
Seperti biasa, saya selalu menyediakan waktu untuk tanya jawab, setelah sharing session saya.

Seorang karyawan yang sangat energic, sebut saja namanya Bram (bukan nama sebenarnya), menanyakan pertanyaan yang menarik.
“Pak Pambudi, saya mengerti bahwa kita perlu berbuah, dan kita perlu mengadopsi sebuah kebiasaan baru. Padahal biasanya kita sudah terbiasa dengan kebiasaan dan pola yang lama. Sulit meninggalkan pola lama dan mengadopsi pola baru, Bagaimana caranya?”
**
Memang banyak di antara kita yang terjebak dalam pola lama, melakukan aktifitas/kebiasaan yang selalu dijalankan setiap kali. Bahkan kadang banyak yang kalau disuruh membuat pesawat terbang dari kertas, melakukannya dengan design pesawat terbang yang sudah dipelajari sejak SD (pernahkah terpikir untuk membuat kertas pesawat dengan design lain).
Banyak yang berbicara ke rekan kerja setiap hari dengan Bahasa Indonesia (pernahkah terpikir untuk belajar Bahasa lain dan mempraktekkannya?)
Banyak yang setiap minggu meeting dengan cara yang sama (pernahkah terpikir untuk meeting dengan cara lain? Berdiri? Brainstorming? Tidak menggunakan computer? Hanya menggunakan flip-chart? Post-It?) atau apapun yang berbeda.
Dan ini terbawa pada cara kerja kita. Banyak Sarjana Hukum yang hanya belajar dan mengerti hukum. Banyak insinyur computer yang hanya bisa coding. Banyak sarjana akuntan yang hanya mengerti akuntansi.

The world has changed. Dunia berubah, perilaku Manusia berubah, bisnis berubah, kita harus berubah.
Jaman ini membutuhkan multi-disciplinary competences. Kalau hanya mengenal satu kompetensi kita akan digantikan oleh computer. Bahkan Juara Dunia Catur (Garry Kasparov) pun digantikan oleh computer. Apakah anda Juara Dunia? No? Then shut up and learn new competences.
Belajar apa? Apa saja, asal menambah wawasan anda, dan melatih otak anda untuk mempelajari hal baru, setiap kali.

Pada awal tahun 1990-an, seorang teman saya setelah lulus Teknik Industri ITB, dia belajar Hukum di Unpad. Sekarang dia menjadi Direktur Utama sebuah perusahaan besar di negeri ini.
Menteri Kesehatan kita sekarang adalah sarjana Fisika yang banyak belajar bisnis.
CEO Citibank adalah insinyur Teknik Kimia yang belajar Finance
Saya adalah sarjana informatika yang belajar Human Resource.
Kombinasi kompetensi dan karakter yang akan menjadikan diri kita unik, dan tak bisa tergantikan oleh computer.

Banyak yang bekerja selama 20 tahun dalam bidang yang sama, tak mau belajar hal lain, dan mengulangi hal yang sama setiap hari.
Itu seperti petani yang mencangkul 20 tahun berturut-turut, dan bilang sangat berpengalaman, padahal ilmu dan pengetahuannya ya di situ-situ saja.
Marketing yang tidak mau belajar Informatika. Insinyur computer yang tidak mau belajar perilaku pelanggan, HR yang tidak mau belajar keuangan …dll, mereka semua akan menghadapi resiko besar di masa depan. Karena dunia yang terus berubah dan mengharuskan kita mempelajari hal baru setiap hari.

Mengubah kebiahsaan memang susah. Ingat waktu kita pertama kali disuruh sikat gigi? Kita gak mau pada awalnya, dan susah membentuk kebiasaan itu.
Sekarang juga, kita terbiasa dengan pola dan pattern tertentu. Yang suka di rumah, di rumah terus. Yang suka ke mall, ke mall terus. Yang suka olahraga, olahraga terus.
Try to change your habit. Break a pattern.
Belajarlah hal yang baru, Bahasa asing baru, hobby maru, cabang seni baru, cabang olahraga baru, kompetensi baru.
Yang ahli hukum belajar coding, yang ahli computer belahjar HR, yang ahli marketing belajar finance, yang ahli finance belajar IT, atau apapun, as long as you learn something new!

Terus bagaimana membuat pola baru, agar kita bisa keluar dari zona nyaman?
Padahal kadang kita perlu mengambil resiko, mengerjakan pekerjaan baru, pindah jabatan baru, belajar kompetensi baru.
Coba kita terapkan beberapa hal yang direkomendasikan oleh Arda Ozdemir, di bawah ini:

a) Challenge yourself in small ways every day
Coba challenge diri anda setiap hari. Apa hal baru yang anda bisa lakukan. Apa hal baru yang anda bisa pelajari. Apakah cara anda melakukan sesuatu selama ini selalu terbaik, coba alternative lain.

b) Turn every day into a learning experience.
Mulailah setiap hari dengan mental mau belajar. Setiap hari adalah experimen untuk belajar. Kalau belajar itu, gagal is ok, jatuh is ok, dan salah itu biasa. Lakukan, pelajari, perbaiki, setiap hari!

c) Coach yourself through scary situations
Segala sesuatu ada latihannya.Atlit angkat besi gak mungkin bisa mengangkat 100 kg , tanpa latihan step by step dulu. Ketakutan juga harus dipelajari, bagaimana menghadapinya. Pergilah, atau lakukan sesuatu yang selama ini anda takuti. Do something you never did. Learn something you never learn.
Go to place you have never visited.

d) Do some research to get more information.
Tentu saja jangan nekat. Kalau mau melakukan hal baru, keluar dari comfort zone, harus cari informasi dan data yang cukup. Baru memutuskan! Jangan juga menunggu semua informasi ada, nanti kelamaaan.
Get information, take risks and decide!
e) Picture the worst-case scenario, and prepare your contingency plan
Terakhir , kalau masih takut juga, bayangkan hal terburuk yang anda akan alami seandainya gagal, buatlah plan B, contingency plan. Ini akan memantapkan tekat anda.

Jadi ingat ya, tinggalkan zona nyaman anda, masuklah ke growth zone anda. Memang tidak nyaman pada awalnya, tetapi suatu saat pasti akan bermanfaart. Pengetahuan anda bertambah, kompetensi bertambah, dan pada akhirnya karier kita akan berkembang.

Salam Hangat
Pambudi Sunarsihanto

Sayonara 2018. Welcome 2019.

Posted: January 1, 2019 in Cerita Motivasi

Perjalanan tahun 2018 telah menemui ujungnya.
Segala kisah yang tertuang dalam cerita kehidupan tahun ini telah kita tutup.
Ada yang berakhir manis.
Beberapa hal lainnya mungkin berujung pilu.
Beberapa kisah mungkin masih tak terlihat ujungnya.

Kisah kisah setahun ke belakang tentu tak muncul begitu saja.
Mereka hadir akibat kompleksitas hidup yang terjadi pada diri kita.
Ada yang murni kita terima sebagai ketetapan-Nya.
Ada yang tersebab pilihan yang kita ambil.

Ya benar.
Apa-apa yang terjadi dalam hidup, ada kontribusi dari pilihan-pilihan yang kita tentukan.
Kita pasti menyadari bahwa ada saat dimana kita harus memilih tentang arah melangkah.
Sadarkah kita bahwa posisi kita saat ini adalah akumulasi dari setiap pilihan kita di masa lalu.

Apakah kita mau menjadi manusia biasa-biasa, dengan amal yang biasa-biasa, dan kontribusi yang juga biasa ataukah manusia dengan lejitan potensi yang meninggi dengan amal yang extra ordinary. Itu adalah pilihan kita.
Apakah setelah lulus kuliah kita mau bekerja atau melanjutkan studi? Itu juga pilihan.
Atau yang lebih sederhana.
Kita mau makan apa hari ini, itu juga pilihan kita.

Setiap pilihan arah, tentu punya konsekuensi.
Dan setiap konsekuensi adalah komitmen yang harus dijalani.
Dan wajarnya, akan ada ujian dari konsekuensi pilihan yang diambil.
Apakah ujian itu untuk memperkokoh komitmen dan keyakinan kita.
Atau justru menyadarkan kita tentang pilihan yang telah diambil. Sehingga masih ada waktu untuk putar arah, mengambil jalan lain.

Menelisik masa lalu memang memunculkan dilema.
Di satu sisi ia kadang memunculkan senyum haru atas pencapaian kita ke belakang.
Di sisi lain, mungkin akan membuka luka lama yang berusaha kita lupakan.

Tapi itu semua tentu sudah terlewat.
Apa-apa yang baik, bisa terus kita lanjutkan dan tingkatkan.
Apa-apa yang berakhir buruk, kita perbaiki dan jadikan pelajaran.

Manusia memang tempatnya lupa.
Tapi manusia juga adalah makhluk paling pembelajar yang pernah ada.
Maka bagi manusia normal, tentu pantang baginya untuk terjelembab ke dalam lubang yang sama.
Maka bagi manusia pembelajar, ia akan gelisah jika kehidupan yang dijalaninya tak mampu meningkatkan kualitas dirinya.

Sayonara 2018.
Terima kasih atas pembelajaran yang terjadi.
Welcome 2019.
Kita songsong tahun ini dengan optimisme.

Bagi yang sedang diuji dengan kekurangan harta, semoga tahun ini Allah memberikan jalan keluar.
Bagi yang ingin melanjutkan studi, semoga Allah mudahkan jalan.
Bagi yang ingin melepas masa lajangnya di tahun ini, semoga Allah pertemukan dengan jodoh pilihan-Nya.
Bagi yang sedang bergelut dengan skripsi/TA, semoga bisa segera selesai dan wisuda.
Bagi yang masih sedang mencari pekerjaan, semoga Allah menunjukkan jalan rezeki yang barokah.
Bagi yang sudah mulai meniti karir, semoga Allah teguhkan kedudukanmu di dunia dan akhirat.

Semoga Allah menaungi kehidupan kita dalam dekapan-Nya.
Melindungi kita dari setiap godaan dan hawa nafsu yang tak berujung pada Ridho-Nya.
Memberikan dan menunjukkan kita jalan terbaik menuju surga-Nya.

Semoga kita semua bisa berjuang, dan memberikan amal dan kontribusi terbaik dari apa-apa yang bisa kita berikan.

– Ananto Indria P
Bandung, 31 Des 2018.

Jatuh Cinta

Posted: December 9, 2018 in Cerita Motivasi

Jatuh cintaku sekarang tak lagi sederhana.
Saat ku jatuh cinta, aku menghadapkan diri pada cermin.
Merenungi dan bertanya pada diri.
Apakah sudah cukup ilmu pada diriku.
Apakah diriku pantas jadi imammu?
Apakah aku mampu membimbingmu?

Jatuh cintaku sekarang tak lagi sederhana.
Saat ku jatuh cinta, pikiranku melayang tentang rupiah dalam genggaman dompet yang belum seberapa.
Terus terngiang dalam pikiran.
Campur aduk penuh pertanyaan.
Sudah sanggupkah daku meminangmu?
Sudah sanggupkah daku menghidupimu?

Jatuh cintaku sekarang tak lagi sederhana.
Saat ku jatuh cinta, kepalaku menelisik resah.
Tentang hidup yang akan terjadi setelah itu.
Apakah arah hidupku sudah terarah.
Apakah aku sudah cukup mampu membawa kehidupan kita menjadi penuh makna.
Menggapai setiap asa kita.
Merengkuh setiap cita.

Ah, cinta sebenarnya memang tak pernah sederhana.
Ketika kau mencinta, engkau harus siap dengan segalanya.
Menerima kelebihannya, juga tak bisa mengutuki kekurangannya.
Mensyukuri saat keadaan lapangnya, juga bersiap membersamai saat susahnya.
Berbagi senyuman saat kenikmatan menghampiri, juga saling berbagi pundak saat kesedihan terjadi.
Meniti jalan setapak di awal, untuk meraih puncak kesuksesan abadi.
Cinta.

Jakarta, Desember 2018
Seseorang yang sedang mencoba memaknai CINTA.

Lunturnya Tinta Sang Pena

Posted: August 31, 2017 in Cerita Motivasi

Inikah realita dunia? Ataukah memang tabiat manusia?

Tak acuh dengan manusia melata lain, dan hanya sibuk menjejali perut diri?

Di Balik Awan

Posted: August 31, 2017 in Cerita Motivasi

Dibalik awan. Tersimpan salah satu mahakarya-Nya. Sebuah pasak bumi yang Dia tancapkan. Yang jua sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk menghidupi manusia melata di bawahnya.

10382175_10203363009013262_1694891513485699756_n
Yang berdiri di tengah kami itu namanya Pak Dikdik Wihardi. Angkatannya boleh dikatakan sangat senior di kalangan dosen geodesi ITB. Tapi beliau lah orang berkenan mengunjungi setiap kelompok saat Kemah Kerja dengan berjalan kaki.
Karena dengan kondisi topografi lokasi kemah kerja saat itu, hanya cara tersebut lah yang memungkinkan untuk beliau agar dapat mengamati setiap peserta yang sedang melakukan pembelajaran lapangan untuk dunia profesi kami.

Beliau juga yang mengingatkan kepada kami, bahwa sesungguhnya keilmuan geodesi sudah ditunjukkan Tuhan dalam wahyu-Nya. Kita yang melata di dunia ini hanya melaksanakan apa yang tertuang dalam kitab suci-Nya.

Beliau juga yang menunjukkan bahwa teknologi lama belum tentu tidak berguna saat teknologi baru pengganti bermunculan. Karena pada dasarnya teknologi hanya alat untuk mempermudah pekerjaan, sedangkan prinsip dan konsep ilmu ada dalam diri manusia itu sendiri.

Terima kasih Pak, atas seluruh pembelajaran yang telah diberikan.
Maafkan para ex mahasiswamu yang seringkali tak tahu adab ini.

img_20161110_081616

Ini bukan soal seberapa banyak kita mampu memberi.
Ini soal seberapa bisa kita berbagi dari sedikit apa yang kita miliki.

Pengmas GD ITB 2011.
10 November, 4 tahun lalu.

img_20161008_190132

Fokus pada tujuan.
Berusaha menyusuri jalan yang ditunjukan-Nya.
Jalan yang berliku, menanjak lagi curam, dan penuh kerikil tajam.
Beruntunglah.
Tuhan tidak memaksa kita untuk sampai pada ujungnya.
Ia hanya mewajibkan kita untuk mati di atasnya.

Bertahanlah.
Meskipun langkah kaki meniti perih.
Terkadang orang butuh rasa sakit di awal untuk bisa melesat.
Layaknya peluru pasca sang senjata api itu ditarik pelatuknya.

img_20160908_134535

Melingkar.
Ikatan itu bukannya lepas.
Hanya kini lingkarannya yang membesar.
Mengisi pos dengan masing-masing tugasnya.